Bersama Karti Ustanto mempersembahkan
KEMUHAMMADIYAHAN
A. MUHAMMADIYAH
1.
Pengertian Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan "gerakan
islam". Maksud gerakannya ialah "da'wah Islam dan amar ma'ruf nahi
munkar", yang ditujukan pada dua bidang: perseorangan dan masyarakat.
Da'wah dan amar ma'ruf nahi munkar pada bidang pertama terbagi pada dua
golongan, yakni: kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu
mengembalikan kepada ajaran-ajaran yang asli-murni.kepada yang belum Islam
merupakan seruan dan ajakan untuk memeluk ajaran Islam. Adapun da'wah Islam dan
amar ma'ruf nahi munkar bidang kedua adalah kepada masyarakat, bersifat
bimbingan, ajakan,dan peringatan.
2.
Sejarah
Berdirinya Muhammadiyah
Bulan Dzulhijjah (8 Dzulhijjah 1330 H) atau November
(18 November 1912 M) merupakan momentum penting lahirnya Muhammadiyah. Itulah
kelahiran sebuah gerakan Islam modernis terbesar di Indonesia, yang melakukan
perintisan atau kepeloporan pemurnian sekaligus pembaruan Islam di negeri
berpenduduk terbesar muslim di dunia. Sebuah gerakan yang didirikan oleh
seorang kyai alim, cerdas, dan berjiwa pembaru, yakni Kyai Haji Ahmad Dahlan
atau Muhammad Darwis dari kota santri Kauman Yogyakarta.
Kelahiran Muhammadiyah sebagaimana digambarkan itu
melekat dengan sikap, pemikiran, dan langkah K.H Ahmad Dahlan sebagai
pendirinya, yang mampu memadukan paham Islam yang ingin kembali pada Al-Quran
dan Sunnah Nabi dengan orientasi Tajdid yang membuka pintu ijtihad untuk
kemajuan, sehingga memberi karakter yang khas dari kelahiran dan perkembangan
Muhammadiyah di kemudian hari. Kyai Dahlan, sebagaimana para pembaru Islam
lainnya, tetapi dengan tipikal yang khas, memiliki cita-cita membebaskan umat
Islam dari keterbelakangan dan membangun kehidupan yang berkemajuan melalui
tajdid (pembaruan) yang meliputi aspek-aspek tauhid (‘aqidah), ibadah, mu’amalah,
dan pemahaman terhadap ajaran Islam dan kehidupan umat Islam, dengan
mengembalikan kepada sumbernya yang asli yakni Al-Quran dan Sunnah Nabi yang
Shakhih, dengan membuka ijtihad. Kelahiran Muhammadiyah dengan gagasan-gagasan
cerdas dan pembaruan dari pendirinya, Kyai Haji Ahmad Dahlan, didorong atas pergumulannya dalam menghadapi kenyataan
hidup umat Islam dan masyarakat Indonesia kala itu, yang juga menjadi tantangan
untuk dihadapi dan dipecahkan. Adapun faktor-faktor yang menjadi pendorong
lahirnya Muhammadiyah ialah antara lain:
1. Umat Islam
tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi, sehingga menyebabkan
merajalelanya syirik, bid’ah, dan khurafat, yang mengakibatkan umat Islam tidak
merupakan golongan yang terhormat dalam masyarakat, demikian pula agama Islam
tidak memancarkan sinar kemurniannya lagi.
2. Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat
Islam, akibat dari tidak tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu
organisasi yang kuat;
3. Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan
Islam dalam memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi
tuntutan zaman;
4. Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme
yang sempit, bertaklid buta serta berpikir secara dogmatis, berada dalam
konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme;
5. dan Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam
kehidupan dan pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi dan
zending Kristen di Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan
rakyat.
Pembaruan Islam yang cukup orisinal dari Kyai Dahlan
dapat dirujuk pada pemahaman dan pengamalan Surat Al-Ma’un. Gagasan dan
pelajaran tentang Surat Al-Maun, merupakan contoh lain yang paling monumental
dari pembaruan yang berorientasi pada amal sosial-kesejahteraan, yang kemudian
melahirkan lembaga Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKU). Langkah momumental ini
dalam wacana Islam kontemporer disebut dengan ”teologi transformatif”, karena
Islam tidak sekadar menjadi seperangkat ajaran ritual-ibadah dan ”hablu min
Allah” (hubungan dengan Allah) semata, tetapi justru peduli dan terlibat dalam
memecahkan masalah-masalah konkret yang dihadapi manusia. Inilah ”teologi amal”
yang tipikal (khas) dari Kyai Dahlan dan awal kehadiran Muhammadiyah, sebagai
bentuk dari gagasan dan amal pembaruan lainnya di negeri ini.
Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan keyakinan
bahwa Islam itu satu-satunya landasan dan ketertiban untuk kebahagiaan dunia
akherat. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah
kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada manusia.
"Ittiba" kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW. Melancarkan
amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.
B. ORGANISASI OTONOM
1. Aisyiyah (bergerak di kalangan wanita dan
ibu-ibu)
a. Sejarah
Kelahirannya
Sejak berdirinya Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan sangat
memperhatikan pembinaan terhadap kaum wanita dengan diadakan kelompok pengajian
wanita yang dibimbing oleh KH. Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah. Untuk memberi
suatu nama yang kongrit suatu perkumpulan, beberapa tokoh muhammadiyah seperti
KH. Ahmad Dahlan, KH. Mohtar, KH. Fachruddin dan Ki Bagus Hadi Kusumo mereka
mengadakan pertemuan di rumah Nyai Ahmad Dahlan. Waktu itu di usulkan nama
Fatimah, namun tidak diterima rapat. Oleh KH. Fachruddin di cetuskan nama
‘Aisyiah, yang kemudian di pandang tepat dengan harapan perjuangan dan
perkumpulan itu meniru perjuangan ‘Aisyah istri Nabi Muhammad SAW yang selalu
membantu berdakwah.
Lembaga ini sejak kehadirannya merupakan bagian
horizontal dari Muhammadyah yang membidangi Kegiatan untuk kalangan Putri atau
kaum wanita Muhammadiyah. Dalam muktamar ke 37 di Yogyakarta tahun 1968 status
‘Aisyiah didewasakan dengan menjadi Pimpina Pusat ‘Aisyiah,dan memiliki
wewenang mengatur dan membina eselon di bawahnya.
b. Tugas
dan Perannya
Tugas dan peran ‘Aisyiah adalah sebagai berikut;
1.
Membimbing
kaum wanita kearah kesadaran beragama dan berorganisasi.
2.
Menghimpun
anggota-anggota Muhammadiyah wanita, menyalurkan serta menggembirakan
amalan-amalannya
c. Amal Usaha ‘Aisyiyah
Dengan tugas dan peran sederhana ini
Aisyiyah telah banyak memiliki amal usaha dibidang.
1.
Pendidikan
2.
Kewanitaan
3.
PKK
4.
Kesehatan
5.
Organisasi
wanita
Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah berusaha memberikan didikan
dikalangan wanita islam untuk berpakaian muslimah yang baik, bermoral dan
bermental luhur, memberikan bimbingan perkawinan dan kerumahtanggaan, keluarga
berencana, berislam dan sebagainya.
2
Pemuda Muhammadiyah
a. Sejarah
Kelahirannya
Berasal dari berdirinya “Hizbul Wathon”
yaitu tentara tanah air yang di pelopori KH. Muhtar tahun 1920 anggotanya
adalah angkatan muda dan remaja yang dididik keterampilan kepanduan, keagamaan,
kemasyarakat dan sosial kependidikan. Hizbul Wathon terdiri atas dua tingkat,
tingkat anak-anak dinamakan pandu atfal dan tingkat remaja dinamakan pandu
pangkela. Hw atfal dan hw pangkela pada saat itu dipimpin oleh dua tokoh kh
muchtar dan kh. Raden hajid yang di sebut padvinder muhammdiyah oleh orang
belanda. Dalam perkembangannya tahun 1922 atas kepuusan kongres-21 di makasar
di tetapkan berdirinya “pemuda ”. Dan baru di beri otonomi penuh sejak muktamar
ke-37 di jogyakarta tahun 1968.
b. Tugas dan perannya
Pemuda Muhammdiyah persyarikatan Muhammdiyah di beri
tugas sebagi beriku;
1.
Menanamkan kesadaran dan pentingnya peranan putra putrid Muhammdiyah sebagi
pelangsung gerakan Muhammdiyah serta kesadaran organisasi.
2. Mendorong
terbentuknya organisasi/gerakan pemuda sebagai tempat bagi putra putri
muammdiyah yang berdiri dalam pengayoaman muhammdiyah yag berbentuk pengkhusan.
(pemuda,pelajar,mahasiswa, olah raga , kebudayaan,dan sebagainya.
3. memberi bantuan bimbingan dan pengayoman
kepada oraganisasi-organisasi tersebut serta menjadi penghubung aktif timbal
balik.
4. memimpin
dan menyelengarakan musyawarah kerja dalam perkembangan tahun 1966 muktamar
pemuda muhammdiyah ke 1v di Jakarta tanggal 18-24 november 1966 dalam
muqaddimah ad pemuda muhammdiyah di tetapkan bahwa pemuda muhammdiyah mimiliki
fungsi sebagai pelopor, pelangsung, penyempurna amal usaha dan pejuang
muhammdiyah.
3. Nasyiatul ‘Aisyiyah
a. sejarah
kelahiran
Naisyiatul ‘Aisyiyah adalah Organisas Otonom dan kader
Muhammadiyah, yang merupakan gerakan putri Islam, bergerak di bidang keagamaan,
kemasyarakatan dan keputria. Maksud gerakan putri islam adalah mengerakkan
putrid-putri islam untuk memahami dan mengamalkan ajaran islam, serta megajak
dan mengarahkan orang lain sesuai dengan tuntunan al-qur’an dan sunah, menuju
terbentuknya putrid islam yang berahklak mulia.
Dalam melaksanakan usahanya menuju terbentuknya
pribadi putri islam yang berarti bagi agama, bangsa dan Negara, serta
menjalankan fungsinya sebagaai kader umat, kader persyarikatan dan kader
bangsa, Nasyiah mendasarkan usaha dan perjuangannya atas prinsip-prinsip yang
terkadung di dalam anggaran dasarnya, yaitu:
a.
Hidup
manusia harus berdasarkan tauhid, ibadah dan taat kepada allah swt.
b.
Menunaikan
kewajiban terhadap agama,bangsa Negara dan rumah tangga, agar terwujudnya
masyarakat yang indah, bersih, suci dan makmur di bawah lindungan tuhan yang
maha pengampun.
c.
Berahklak
mulia, memurnikan agama,suka iklas bekerja karena allah serta senantiasa
berjuangan dengan gembira.
d.
Melancarkan
dakwah Islam amar ma’ruf nahi mungkar dan
e.
Melancarkan
amal usaha dan perjuangan, serta meningkatkan fungsi dan peran Nasyiatul
aisyiyah sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurnaan perjuangan Muhammadiah/
Aisyiyah
Berdirinya nasyiatul ‘Aisyiyah bermula dari ide
Sumardijo dalam usahanya untuk memajukan Muhammmdiyah dengan mengadakan
perkumpulan yang anggotanya terdiri dari para remaja ptura-putri standar scholl
Muhammdiyah dengan nama siswa praja (SP) pada tahun 1919. Tujuan terbentukna
siswa praja adalah
1.
Menanamkan
rasa persatuan
2.
Memperbaiki
akhlak
3.
Memperdalam
agama.
4. Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah
a. Sejarah Berdirinya
Ada dua faktor integral yang manjadi dasar dan latar
belakang sejarah berdirinya IMM:
1. Factor intern
Adalah factor yang ada di dalam organisasi
Muhammadiyah itu sandiri. Factor ini labih dominan daripada factor lain dalam
bantuk motifasi idealis dari dalam, yaitu dorongan untuk mengembangkan
ideologi, paham dan cita-cita Muhammadiyah. Namun cita-cita membentuk
organisasi mahasiswa belum dapat terwujud karena Muhammadiyah masih menjadi
anggota istimwa Masyumi yang terikat abadi umat islam.
Menjelang muktamar Muhammadiyah setengah abad di
Jakarta pada tahun 1962, mahasiswa- mahasiswa perguruan tinggi Muhammadiyah
mengadakan kongres di Yogyakarta. Kongres tersebut membentuk organisasi khusus
bagi mahasiswa Muhammadiyah. Pada tanggal 15 desember 1962 mulai diadakan
penjajanganberdirinya lembaga Dakwah mahasisiwa.
Dorongan untuk segara membentuk wadah bagi mehasisiwa
ini juga datang dari Mehasisiw muhammadiyah yang ada di Jakarta. M. Facrurrazi
sebagai ketua umum dan M. Djazmn Al kindi sebagai sekretaris umum mengusulkan
kepada PP muhammadiyah untuk mendirikan Organi khusus mahasiswa. Usul tersebut
disetujui oleh PP Muhammadiyah, yang kemudian deresmikan tanggal 14 maret 1964
(29 Syawal 1384)
Peresmian berdirinya IMM resepsinya di adakn di gedung
Dinoto Yogyakarta dengan diadakan
penandatanganan”lima Penegasan IMM” oleh KH Ahmad Badawi yang berbunyi:
1.
Menegaskan
bahwa IMM adalah gerekan mhasiswa islam
2.
Menegaskan
baahwa kepribadian muhammadiyah adalah landasan perjuangan IMM
3.
Fungsi IMM
adalah oeganisasi mahasiswa yang sah dengan mengindahkan segala hukum,
undang-undang, peraturan,
4.
Ilmu adalah
amaliah dan amal adalah ilmiah
5.
Amal IMM
adalah lillahi ta’la dan senantiasa diabdikan untuk kepentingan rakyat
5 Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Sebelumnya, IPM merupakan salah satu
bagian dari Pemuda Muhammadiyah. Pada tanggal 24-28 Juli 1960 M di Yogyakarta,
bertepatan dengan Muktamar Pemuda Muhammadiyah II memutuskan bahwa Muhammadiyah
akan membentuk organisasi khusus pelajar dengan nama IPM. Sehingga tanggal
18-20 Juli 1961 diadakan Konferensi Pemuda Muhammadiyah di Surakarta yang
kemudian mendeklarasikan IPM dengan Ketua Herman Helmi Farid Ma’ruf dan
Sekretarisnya Muhammad Hisyam Farid. Akhirnya, tanggal 18 Juli 1961 M
bertepatan dengan 5 Shafar 1381 H ditetapkan sebagai hari kelahiran IPM.
a. Kepribadian IPM
Kepribadian IPM adalah rumusan yang
menggambarkan hakekat IPM, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal
perjuangan IPM, serta karakter gerakan yang dimilikinya. Kepribadian IPM ini
berfungsi sebagai pedoman dan pegangan gerak bagi IPM menuju cita-cita
terwujudnya pelajar yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil.
Muatan Kepribadian IPM :
Definisi Ikatan
Pelajar Muhammadiyah:
IPM adalah gerakan Islam amar ma’ruf
nahi munkar di kalangan pelajar yang ditujukan kepada dua bidang :
Ø Kepada
perorangan yang terbagi kepada dua golongan :
a. Kepada
yang telah Islam, bersifat pembaharuan (tajdid) berdasarkan pada nilai-nilai
ajaran Islam.
Ø Kepada yang
belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk mengikuti nilai-nilai ajaran
Islam.
Kedua kepada masyarakat, bersifat
perbaikan, bimbingan, dan peringatan.
Kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan
mengharap keridhaan Allah semata. Dengan ini diharapkan dapat membentuk pelajar
muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil sehingga terwujud masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya di kalangan pelajar.
6. Tapak Suci
Tapak suci merupakan organisasi
otonom Muhammadiyah yang beranggotakan pesilat-pesilat di lingkungan
Muhammadiyah. Organisasi ini didirikan pada tanggal 10 Rabiul Awwal 13 83 H
bertepatan dengan 13 Juli 1963 M. Tujuan organisasi ini adalah mendidik serta
membina ketangkasan dan keterampilan pencak silat sebagai seni beladiri
Indonesia, memelihara kemurnian pencak silat sebagai seni beladiri Indonesia
yang sesuai dan tidak menyimpang dari ajaran Islam sebagai budaya bangsa yang
luhur dan bermoral, serta mendidik dan membina anggota untuk menjadi kader
Muhammadiyah. Melalui seni beladiri, tapak suci mengamalkan dakwah amar ma'ruf
nahi munkar dalam usaha mempertinggi ketahanan nasional.
Tapak Suci sebagai salah satu varian
seni beladiri pencak silat juga memiliki ciri khas yang bisa menunjukkan
identitas yang kuat. Ciri khas tersebut dikembangkan melalui proses panjang
dalam akar sejarah yang dilaluinya.
Lahirnya pendekar-pendekar muda
hasil didikan perguruan Cikauman dan Seranoman memungkinkan untuk mendirikan
perguruan-perguruan baru, yang di antaranya ialah Perguruan Kasegu pada tahun
1951. Atas desakan murid-murid dari Perguruan Kasegu inilah inisiatif untuk
menggabungkan semua perguruan silat yang sealiran dimulai.
Pada perkembangan selanjutnya,
Perguruan Tapak Suci yang berkedudukan di Yogyakarta akhirnya berkembang di
Yogyakarta dan daerah-daerah lainnya. Setelah meletusnya pemberontakan G30
S/PKI, pada tahun 1966 diselenggarakan Konferensi Nasional I Tapak Suci yang
dihadiri oleh para utusan Perguruan Tapak Suci yang tersebar di berbagai daerah
di Indonesia. Pada saat itulah berhasil dirumuskan pemantapan organisasi secara
nasional, dan Perguruan Tapak Suci dikem-bangkan lagi namanya menjadi Gerakan
dan Lembaga Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah.
Dan pada sidang tanwir Muham-madiyah tahun 1967, Tapak Suci Putera Muhammadiyah
ditetapkan menjadi organisasi otonom di lingkungan Muhammadiyah, karena Tapak
Suci Putera Muhammadiyah juga mampu dijadikan wadah pengkaderan Muhammadiyah.
7. Hizbul Wathon
Hizbul Wathon (kepanduan
muhammadiyah). Dirikan oleh KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tahun 1918.
Pelopor berdirinya antara lain siraj dahlan dan sarbini. Atas usul h.agus
salim, istilah belanda disebut diindonesiakan dengan ‘kepanduan
muhammdiyah”pada tahun 1920, atas usul R.H Hajid, kepanduan muhammadiyah
berganti nama menjadi hizul wathan (WT).
Ada beberapa tingkatan pada HW.
Tingkat Athfal untuk usia 8-11 tahu, tingkat pengenal untuk usia 12-16 tahun,
dan tingkat penghela untuk usia 17 tahun ke atas.dalam pengerakan kemerdekaam
Indonesia banyak memberikan andil dalam mempersiapkan para pemuda untuk
menghadapi penjajah belanda, antara lain jenderal sudirman yang pada tanggal 18
desember 1945 diangkat oleh presiden soekarno menjadi panglima besa tentara
keamanan rakyat. Berdasarkan SK presiden RI No.238/1961, tertanggal 20 mei
1961, HW ditiadaka dan di satukan kedalam gerakan pramuka (praja muda
karana).